Rasa sayang adalah keniscayaan yang dialami oleh semua manusia.
Datang dan perginya rasa itu tidak bisa diatur pun diperkirakan. Ia akan
menyapamu pada waktu yang dirasa paling tepat, tanpa perlu kamu
rencanakan sebelumnya.
Sebagai manusia kita sering salah menafsirkan sayang dengan berbagai perasaan lain yang senada. Dorongan menggebu-gebu untuk memiliki seseorang dengan mudah kita labeli dengan “sayang”. Padahal perasaan sayang yang tulus tidak membutuhkan kepemilikan dan pengakuan.
Apa sih sayang itu? Bagaimana caranya kamu bisa tahu kalau kamu memang sayang pada seseorang?
1. Namanya Muncul Di Kepala Setiap Kamu Bangun Tidur
Dia adalah orang yang pertama kali kamu ingat selepas membuka mata. Jika bisa, dia pula yang pertama kali ingin kamu lihat wajahnya setiap pagi. Pikiranmu tentang dia bisa berdatangan dari berbagai hal. Tanpa harus bertemu sebelumnya pikiranmu akan mengikuti impuls untuk langsung melayang padanya.
Otakmu dipenuhi kenangan tentang kegiatan yang kalian lakukan di hari sebelumnya, kebiasaan kecilnya yang selalu dilakukan sampai kecemasan tentang bagaimana kabarnya. Bahkan di momen paling nyaman saat kamu masih bercumbu dengan selimut dan bermalas-malasan, kamu tetap ingin didampinginya meski hanya dalam pikiran.
2. Mengirim dan Menerima Pesan Darinya Membuat Hatimu Hangat
Berkirim kabar sudah bukan lagi jadi keharusan, tapi kebutuhan bagimu. Kamu menghargai dia sebagai orang penting di hidupmu yang layak mengetahui perkembangan kegiatan yang kamu lakukan. Sebuah ucapan selamat pagi sederhana akan menyelamatkan hari kalian.
Ada rasa nyaman setiap kamu mengirimkan pesan padanya. Kamu yakin kalau dia punya koneksi khusus denganmu yang membuat dia bisa merasakan hal yang sedang alami saat itu. Ketika ponselmu bergetar menandakan ada pesan darinya, hatimu secara otomatis menghangat.
Ada manusia lain yang bisa memahamimu diluar sana. Kalian tidak sendirian.
3. Kamu Mengkhawatirkan Kebutuhan-Kebutuhan Kecilnya
Apakah dia sarapan pagi ini? Sempatkah dia membereskan kamar sebelum beranjak pergi? Tidak malaskah dia memasang jas hujan di tengah perjalanan? Kamu khawatir kalau dia sampai jatuh sakit. Rasa sayang membuatmu jadi orang yang menempatkan kebutuhan pasangan diatas kebutuhan pribadi.
Tidak cukup hanya khawatir, ada dorongan dalam dirimu untuk jadi orang yang mampu mencukupi semua kebutuhannya. Kamu hanya ingin bersamamu dia merasa tergenapi. Sebuah perasaan sayang yang tulus akan membuatmu fokus pada pemenuhan kebutuhannya.
Ketika kamu lebih sering merengek minta diperhatikan, tandanya bukan rasa sayang yang kamu rasakan pada pasanganmu. Kamu hanya butuh seseorang yang secara sukarela bisa jadi penggemarmu.
4. Momen Terendah Dalam Hidupnya Tidak Akan Membuatmu Berpaling
Ketika dia gagal ujian skripsi, waktu dia ditolak perusahaan idaman, saat dia dihadapkan pada krisis keluarga secara ajaib kamu hanya ingin terus mendampinginya. Di masa-masa itu pasanganmu bisa berubah jadi makhluk cengeng yang irasional, tapi kamu hanya ingin tetap berada di sisinya.
Rasa sayang yang sebenarnya akan membuat seseorang jadi pendamping handal di masa-masa sulit. Dengan senang hati kamu akan mengusap punggungnya saat dia mulai sesak karena terlalu banyak menangis. Bahumu akan ditawarkan sebagai tempatnya melepas lelah.
Dalamnya rasa sayangmu padanya membuatmu ingin “naik kelas”. Dari sekedar teman bersenang-senang, jadi sesosok pendamping yang menangguhkan.
5. Saat Dia Ditimpa Kegagalan, Kamu Turut Menyalahkan Diri Sendiri
Kamu sadar bahwa kalian adalah dua entitas yang tidak terpisahkan. Kehadiran masing-masing membawa pengaruh pada kehidupan satu sama lain. Kasih mendalam memunculkan rasa tanggung jawab bahwa kamu juga punya andil dalam keberhasilan dan kegagalannya.
Momen kejatuhan pasangan seakan jadi kaca pembesar yang menunjukkan kekurangan hubungan kalian selama ini. Saat dia tidak berhasil mencapai impiannya pasti ada proporsi kegagalan yang datang darimu. Kamu akan berusaha berbenah diri agar bisa mendorongnya mencapai berbagai hal yang diimpikan.
6. Jika Bersamamu Dia Tidak Bahagia Atau Berubah Jadi Lebih Baik – Kamu Rela Pergi
Rasa sayang yang benar-benar tulus akan menyingkirkan ego untuk mengakuisisi pasangan. Tujuan utamamu menjalani hubungan dengannya adalah untuk membuatnya bahagia dan berkontribusi pada pengembangan dirinya sebagai pribadi ke arah yang lebih baik.
Saat bersama denganmu dia menjadi terbatasi, maka kamu akan dengan senang hati melonggarkan genggaman. Ketika hubungan ini tidak membawa perubahan positif baginya kamu tidak akan keberatan menyingkir dari hidupnya untuk memberi dia kesempatan mengembangkan dia.
Sayang akan tercermin pada komitmen untuk mendampingi, bukan pada keinginan untuk memiliki.
7. Kamu Memberinya Kebebasan Untuk Melakukan Hal yang Dia Sukai
Meskipun sering dongkol saat dia asyik dengan hobinya, tapi kamu tidak pernah membatasinya untuk melakukan hal yang dia suka. Pemahamanmu sudah bulat, rasa sayang sepatutnya jadi alasan untuk merenggut waktu yang biasa digunakan demi menekuni hobi.
Sayang yang tulus adalah ketika kamu dengan ikhlas mendukung apapun yang dia lakukan. Merelakan waktu bersama demi perkembangan pribadi pasanganmu. Rasa sayang yang dalam akan membuatmu jadi pasangan yang tidak egois. Kamu akan cukup puas saat melihat ia berkembang dengan kamu ada di sisinya.
8. Fokusmu Bukan Mendapat Perlakuan Manis, Tapi Memberikan Kemampuan Terbaikmu
Ketika kamu benar-benar sayang pada seseorang maka kamu akan paham bahwa rasa mendalam hanya bisa ditunjukkan lewat berbagai kata kerja. Cinta dan sayang adalah proses kerja tanpa henti, mendampingi yang dikasihi dengan sepenuh hati. Ada balasan atau tidak itu urusan nanti.
Dia ibarat pelajaran favoritmu. Membuatmu ingin terus belajar agar bisa menjawab pertanyaan dengan tepat dan mendapatkan nilai baik. Kamu tahu bahwa kamu hanya perlu memberikan pendampingan terbaik, semampu yang kamu bisa.
Jika dia tidak membalas dengan sama baiknya maka itu akan jadi urusan semesta. Manusia bisa picik terhadap ketulusan di depannya, tapi Tuhan tidak pernah menutup mata.
9. Dia Bisa Kamu Terima Secara “Satu Paket”
Memutuskan bersama dengan seseorang yang kamu sayangi akan membuatmu sadar bahwa setiap orang punya kekurangan dan masa lalu yang tidak akan bisa dihapus. Bersama dia kamu akan berdamai dengan hal-hal tersebut dan menerima dia apa adanya.
Kamu akan menerima mantan pacarnya yang kadang masih suka manja ke orang yang kamu sayangi, berusaha memaklumi gaya hidup keluarganya yang berbeda 180 derajat darimu, sampai belajar memahami kebiasaannya yang absurd.
Menyayangi seseorang dengan dalam membuatmu bisa fokus pada masa kini yang sedang dijalani. Toh mengungkit hal yang telah lalu juga tidak akan membawa kalian kemana-mana. Kamu sadar pasanganmu bukan dewa yang tidak punya kekurangan. Dan kali ini, kamu bisa hidup dengan ketidaksempurnaannya.
10. Berjuang Bukan Pilihan, Tapi Keharusan
Menjalani hubungan dengan rasa sayang yang dimiliki oleh kedua belah pihak tidak menjamin jalan kalian bebas dari masalah. Kalian tetap akan bertengkar, kamu dan dia masih dua manusia dengan jalan pikiran berbeda yang bisa berselisih paham. Bedanya, kini kata “pergi” tidak lagi mudah diucapkan.
Kamu akan memaksa dirimu sendiri untuk terus mengeluarkan yang terbaik, sampai hubungan kalian menemukan takdirnya. Hubungan beda zona waktu akan kamu jalani dengan sabar selama masih mampu. Keegoisannya berusaha kamu hadapi dengan kesabaran, hingga mencapai batas akhir pertahanan.
Menyerah ditengah jalan bukan pilihan. Jika toh kelak hubungan ini tidak berhasil kamu tidak dibebani penyesalan karena tidak berusaha sampai titik darah penghabisan.
11. Kamu Menganggap Tubuhnya Sebagai “Rumah”, Bukan Komoditas
Sebagai manusia biasa, kamu tetap menginginkan hubungan fisik dengan pasanganmu. Sentuhan hangat dan usapan lembut tidak adalah salah satu ekspresi sayang yang kerap dikeluarkan. Namun kali ini kamu tahu bahwa pasanganmu bukanlah tempat untuk menjajal berbagai eksperimen baru.
Nafsu tetap ada, bagaimanapun kamu dan dia tetap manusia dengan segala kebutuhannya. Hal berbeda yang diciptakan oleh rasa sayang yang tulus adalah penghormatan. Kamu akan menghargainya sebagai pribadi yang punya otonomi atas tubuhnya sendiri.
Kamu mendengarkan keinginan dan keengganannya dalam hal yang terkait dengan hubungan fisik. Dan meskipun keinginanmu tidak terpenuhi, tidak terbersit dalam kepalamu untuk pergi. Dia adalah rumah nyaman tempatmu selalu kembali. Bukan mini market 24 jam tempatmu bisa membeli semua kebutuhan setiap saat asal punya uang dan kuasa.
12. Butuh Waktu Lama Untuk Melepaskannya
Saat hubunganmu tidak berjalan sebagaimana mestinya, rasa sayang pada seseorang akan membuatmu jadi orang yang super hati-hati dalam membuat keputusan. Kamu tidak ingin salah mengambil langkah. Ketika kalian akhirnya berpisah butuh waktu bagimu untuk menyembuhkan diri sendiri.
Proses melepaskan orang yang kamu sayangi itu ibarat mengupas bawang. Ada berlapis-lapis kulit yang perlu dibuka. Dalam prosesnya matamu akan perih dan tidak jarang harus meneteskan air mata. Dia telah jadi bagian dari dirimu yang menempel erat seperti magnet diatas kulkas.
Melepaskan masker yang menempel kencang di wajah saja butuh waktu, wajar dong kalau kamu juga butuh waktu untuk melepaskannya yang telah melekat di dadamu untuk waktu yang lama?
13. Kamu Akan Bisa Menerima Bahwa Dia Selamanya Tetap Jadi Bagian Hidupmu
Kalian sudah tidak lagi bersama, tapi kamu masih tetap menghargainya sebagai orang yang pernah membawa pengaruh besar ke hidupmu. Rasa sayang yang benar-benar tulus tidak akan pernah hilang. Ia dengan cair bertansformasi menjadi bentuk hubungan lain.
Bagaimana bisa kamu benci pada orang ini? Dia yang mengenalkanmu pada band-band yang namanya belum pernah kamu dengar sebelumnya. Dari dia kamu belajar beberapa candaan yang masih sering kamu gunakan sampai sekarang.
Yang terpenting, dari dia kamu belajar untuk jadi pencinta yang baik tanpa memiliki tendensi untuk mengharapkan balasan. Pelajaran darinya akan selamanya tinggal di dirimu. Dan karena alasan itu, rasa sayangmu tidak akan mungkin hilang.
Setelah membaca tanda-tanda di atas, apakah kamu merasa sudah bisa menyayangi seseorang dengan baik? Apakah rasa sayangmu selama ini memang rasa yang tulus?
Sumber: http://www.hipwee.com/
Sebagai manusia kita sering salah menafsirkan sayang dengan berbagai perasaan lain yang senada. Dorongan menggebu-gebu untuk memiliki seseorang dengan mudah kita labeli dengan “sayang”. Padahal perasaan sayang yang tulus tidak membutuhkan kepemilikan dan pengakuan.
Apa sih sayang itu? Bagaimana caranya kamu bisa tahu kalau kamu memang sayang pada seseorang?
1. Namanya Muncul Di Kepala Setiap Kamu Bangun Tidur
Dia adalah orang yang pertama kali kamu ingat selepas membuka mata. Jika bisa, dia pula yang pertama kali ingin kamu lihat wajahnya setiap pagi. Pikiranmu tentang dia bisa berdatangan dari berbagai hal. Tanpa harus bertemu sebelumnya pikiranmu akan mengikuti impuls untuk langsung melayang padanya.
Otakmu dipenuhi kenangan tentang kegiatan yang kalian lakukan di hari sebelumnya, kebiasaan kecilnya yang selalu dilakukan sampai kecemasan tentang bagaimana kabarnya. Bahkan di momen paling nyaman saat kamu masih bercumbu dengan selimut dan bermalas-malasan, kamu tetap ingin didampinginya meski hanya dalam pikiran.
2. Mengirim dan Menerima Pesan Darinya Membuat Hatimu Hangat
Berkirim kabar sudah bukan lagi jadi keharusan, tapi kebutuhan bagimu. Kamu menghargai dia sebagai orang penting di hidupmu yang layak mengetahui perkembangan kegiatan yang kamu lakukan. Sebuah ucapan selamat pagi sederhana akan menyelamatkan hari kalian.
Ada rasa nyaman setiap kamu mengirimkan pesan padanya. Kamu yakin kalau dia punya koneksi khusus denganmu yang membuat dia bisa merasakan hal yang sedang alami saat itu. Ketika ponselmu bergetar menandakan ada pesan darinya, hatimu secara otomatis menghangat.
Ada manusia lain yang bisa memahamimu diluar sana. Kalian tidak sendirian.
3. Kamu Mengkhawatirkan Kebutuhan-Kebutuhan Kecilnya
Apakah dia sarapan pagi ini? Sempatkah dia membereskan kamar sebelum beranjak pergi? Tidak malaskah dia memasang jas hujan di tengah perjalanan? Kamu khawatir kalau dia sampai jatuh sakit. Rasa sayang membuatmu jadi orang yang menempatkan kebutuhan pasangan diatas kebutuhan pribadi.
Tidak cukup hanya khawatir, ada dorongan dalam dirimu untuk jadi orang yang mampu mencukupi semua kebutuhannya. Kamu hanya ingin bersamamu dia merasa tergenapi. Sebuah perasaan sayang yang tulus akan membuatmu fokus pada pemenuhan kebutuhannya.
Ketika kamu lebih sering merengek minta diperhatikan, tandanya bukan rasa sayang yang kamu rasakan pada pasanganmu. Kamu hanya butuh seseorang yang secara sukarela bisa jadi penggemarmu.
4. Momen Terendah Dalam Hidupnya Tidak Akan Membuatmu Berpaling
Ketika dia gagal ujian skripsi, waktu dia ditolak perusahaan idaman, saat dia dihadapkan pada krisis keluarga secara ajaib kamu hanya ingin terus mendampinginya. Di masa-masa itu pasanganmu bisa berubah jadi makhluk cengeng yang irasional, tapi kamu hanya ingin tetap berada di sisinya.
Rasa sayang yang sebenarnya akan membuat seseorang jadi pendamping handal di masa-masa sulit. Dengan senang hati kamu akan mengusap punggungnya saat dia mulai sesak karena terlalu banyak menangis. Bahumu akan ditawarkan sebagai tempatnya melepas lelah.
Dalamnya rasa sayangmu padanya membuatmu ingin “naik kelas”. Dari sekedar teman bersenang-senang, jadi sesosok pendamping yang menangguhkan.
5. Saat Dia Ditimpa Kegagalan, Kamu Turut Menyalahkan Diri Sendiri
Kamu sadar bahwa kalian adalah dua entitas yang tidak terpisahkan. Kehadiran masing-masing membawa pengaruh pada kehidupan satu sama lain. Kasih mendalam memunculkan rasa tanggung jawab bahwa kamu juga punya andil dalam keberhasilan dan kegagalannya.
Momen kejatuhan pasangan seakan jadi kaca pembesar yang menunjukkan kekurangan hubungan kalian selama ini. Saat dia tidak berhasil mencapai impiannya pasti ada proporsi kegagalan yang datang darimu. Kamu akan berusaha berbenah diri agar bisa mendorongnya mencapai berbagai hal yang diimpikan.
6. Jika Bersamamu Dia Tidak Bahagia Atau Berubah Jadi Lebih Baik – Kamu Rela Pergi
Rasa sayang yang benar-benar tulus akan menyingkirkan ego untuk mengakuisisi pasangan. Tujuan utamamu menjalani hubungan dengannya adalah untuk membuatnya bahagia dan berkontribusi pada pengembangan dirinya sebagai pribadi ke arah yang lebih baik.
Saat bersama denganmu dia menjadi terbatasi, maka kamu akan dengan senang hati melonggarkan genggaman. Ketika hubungan ini tidak membawa perubahan positif baginya kamu tidak akan keberatan menyingkir dari hidupnya untuk memberi dia kesempatan mengembangkan dia.
Sayang akan tercermin pada komitmen untuk mendampingi, bukan pada keinginan untuk memiliki.
7. Kamu Memberinya Kebebasan Untuk Melakukan Hal yang Dia Sukai
Meskipun sering dongkol saat dia asyik dengan hobinya, tapi kamu tidak pernah membatasinya untuk melakukan hal yang dia suka. Pemahamanmu sudah bulat, rasa sayang sepatutnya jadi alasan untuk merenggut waktu yang biasa digunakan demi menekuni hobi.
Sayang yang tulus adalah ketika kamu dengan ikhlas mendukung apapun yang dia lakukan. Merelakan waktu bersama demi perkembangan pribadi pasanganmu. Rasa sayang yang dalam akan membuatmu jadi pasangan yang tidak egois. Kamu akan cukup puas saat melihat ia berkembang dengan kamu ada di sisinya.
8. Fokusmu Bukan Mendapat Perlakuan Manis, Tapi Memberikan Kemampuan Terbaikmu
Ketika kamu benar-benar sayang pada seseorang maka kamu akan paham bahwa rasa mendalam hanya bisa ditunjukkan lewat berbagai kata kerja. Cinta dan sayang adalah proses kerja tanpa henti, mendampingi yang dikasihi dengan sepenuh hati. Ada balasan atau tidak itu urusan nanti.
Dia ibarat pelajaran favoritmu. Membuatmu ingin terus belajar agar bisa menjawab pertanyaan dengan tepat dan mendapatkan nilai baik. Kamu tahu bahwa kamu hanya perlu memberikan pendampingan terbaik, semampu yang kamu bisa.
Jika dia tidak membalas dengan sama baiknya maka itu akan jadi urusan semesta. Manusia bisa picik terhadap ketulusan di depannya, tapi Tuhan tidak pernah menutup mata.
9. Dia Bisa Kamu Terima Secara “Satu Paket”
Memutuskan bersama dengan seseorang yang kamu sayangi akan membuatmu sadar bahwa setiap orang punya kekurangan dan masa lalu yang tidak akan bisa dihapus. Bersama dia kamu akan berdamai dengan hal-hal tersebut dan menerima dia apa adanya.
Kamu akan menerima mantan pacarnya yang kadang masih suka manja ke orang yang kamu sayangi, berusaha memaklumi gaya hidup keluarganya yang berbeda 180 derajat darimu, sampai belajar memahami kebiasaannya yang absurd.
Menyayangi seseorang dengan dalam membuatmu bisa fokus pada masa kini yang sedang dijalani. Toh mengungkit hal yang telah lalu juga tidak akan membawa kalian kemana-mana. Kamu sadar pasanganmu bukan dewa yang tidak punya kekurangan. Dan kali ini, kamu bisa hidup dengan ketidaksempurnaannya.
10. Berjuang Bukan Pilihan, Tapi Keharusan
Menjalani hubungan dengan rasa sayang yang dimiliki oleh kedua belah pihak tidak menjamin jalan kalian bebas dari masalah. Kalian tetap akan bertengkar, kamu dan dia masih dua manusia dengan jalan pikiran berbeda yang bisa berselisih paham. Bedanya, kini kata “pergi” tidak lagi mudah diucapkan.
Kamu akan memaksa dirimu sendiri untuk terus mengeluarkan yang terbaik, sampai hubungan kalian menemukan takdirnya. Hubungan beda zona waktu akan kamu jalani dengan sabar selama masih mampu. Keegoisannya berusaha kamu hadapi dengan kesabaran, hingga mencapai batas akhir pertahanan.
Menyerah ditengah jalan bukan pilihan. Jika toh kelak hubungan ini tidak berhasil kamu tidak dibebani penyesalan karena tidak berusaha sampai titik darah penghabisan.
11. Kamu Menganggap Tubuhnya Sebagai “Rumah”, Bukan Komoditas
Sebagai manusia biasa, kamu tetap menginginkan hubungan fisik dengan pasanganmu. Sentuhan hangat dan usapan lembut tidak adalah salah satu ekspresi sayang yang kerap dikeluarkan. Namun kali ini kamu tahu bahwa pasanganmu bukanlah tempat untuk menjajal berbagai eksperimen baru.
Nafsu tetap ada, bagaimanapun kamu dan dia tetap manusia dengan segala kebutuhannya. Hal berbeda yang diciptakan oleh rasa sayang yang tulus adalah penghormatan. Kamu akan menghargainya sebagai pribadi yang punya otonomi atas tubuhnya sendiri.
Kamu mendengarkan keinginan dan keengganannya dalam hal yang terkait dengan hubungan fisik. Dan meskipun keinginanmu tidak terpenuhi, tidak terbersit dalam kepalamu untuk pergi. Dia adalah rumah nyaman tempatmu selalu kembali. Bukan mini market 24 jam tempatmu bisa membeli semua kebutuhan setiap saat asal punya uang dan kuasa.
12. Butuh Waktu Lama Untuk Melepaskannya
Saat hubunganmu tidak berjalan sebagaimana mestinya, rasa sayang pada seseorang akan membuatmu jadi orang yang super hati-hati dalam membuat keputusan. Kamu tidak ingin salah mengambil langkah. Ketika kalian akhirnya berpisah butuh waktu bagimu untuk menyembuhkan diri sendiri.
Proses melepaskan orang yang kamu sayangi itu ibarat mengupas bawang. Ada berlapis-lapis kulit yang perlu dibuka. Dalam prosesnya matamu akan perih dan tidak jarang harus meneteskan air mata. Dia telah jadi bagian dari dirimu yang menempel erat seperti magnet diatas kulkas.
Melepaskan masker yang menempel kencang di wajah saja butuh waktu, wajar dong kalau kamu juga butuh waktu untuk melepaskannya yang telah melekat di dadamu untuk waktu yang lama?
13. Kamu Akan Bisa Menerima Bahwa Dia Selamanya Tetap Jadi Bagian Hidupmu
Kalian sudah tidak lagi bersama, tapi kamu masih tetap menghargainya sebagai orang yang pernah membawa pengaruh besar ke hidupmu. Rasa sayang yang benar-benar tulus tidak akan pernah hilang. Ia dengan cair bertansformasi menjadi bentuk hubungan lain.
Bagaimana bisa kamu benci pada orang ini? Dia yang mengenalkanmu pada band-band yang namanya belum pernah kamu dengar sebelumnya. Dari dia kamu belajar beberapa candaan yang masih sering kamu gunakan sampai sekarang.
Yang terpenting, dari dia kamu belajar untuk jadi pencinta yang baik tanpa memiliki tendensi untuk mengharapkan balasan. Pelajaran darinya akan selamanya tinggal di dirimu. Dan karena alasan itu, rasa sayangmu tidak akan mungkin hilang.
Setelah membaca tanda-tanda di atas, apakah kamu merasa sudah bisa menyayangi seseorang dengan baik? Apakah rasa sayangmu selama ini memang rasa yang tulus?
Sumber: http://www.hipwee.com/